Menjadi murid yang kritis, hormat, dan bertanggung jawab adalah hal yang diinginkan oleh setiap sekolah dan orang tua. Namun, bagaimana cara memastikan hal tersebut tercapai? Jawabannya adalah melalui budaya positif di sekolah.
Budaya sekolah adalah nilai-nilai, keyakinan, dan kebiasaan yang berpihak pada murid. Guru memegang peran sentral dalam mewujudkan budaya ini. Guru harus memahami posisi yang tepat untuk membentuk budaya positif baik dalam lingkungan kelas maupun sekolah. Keberadaan budaya sekolah yang terstruktur, sistematis, dan sesuai dengan kondisi sosial sekolah berkontribusi positif terhadap peningkatan kualitas sumber daya sekolah.
Untuk membangun budaya positif, guru dan murid dapat membentuk kesepakatan kelas. Kesepakatan kelas berisi aturan dan harapan yang dikembangkan bersama-sama dan disusun dengan kalimat positif yang mudah dipahami. Ini dapat membantu proses belajar mengajar yang lebih efektif dan meminimalisir masalah komunikasi antara guru dan murid.
Dengan budaya sekolah yang positif, setiap murid dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang kritis, hormat, dan bertanggung jawab. Ini adalah hal yang sangat penting bagi masa depan mereka. Oleh karena itu, mari kita berupaya membangun budaya positif di sekolah untuk menunjang pertumbuhan murid.
Setelah membentuk kesepakatan kelas, langkah selanjutnya dalam membangun budaya positif di sekolah adalah melalui program-program yang memfokuskan pada pembentukan disiplin positif. Salah satunya adalah dengan memperkenalkan program pembelajaran yang berkonsep "memecahkan masalah" sehingga murid memiliki kesempatan untuk memecahkan masalah secara bersama-sama. Ini dapat membantu dalam membentuk kerjasama tim dan meningkatkan kreativitas murid.
Guru juga perlu membiasakan memberikan pujian dan penghargaan terhadap murid yang berperilaku baik dan menunjukkan hasil yang memuaskan. Ini dapat memotivasi murid untuk berusaha lebih baik dan membangun kepercayaan diri. Selain itu, guru juga dapat membantu dalam membentuk disiplin positif melalui pendekatan yang memfokuskan pada solusi dan bukan hukuman.
Lingkungan sekolah juga perlu mendukung pembentukan budaya positif. Kepala sekolah dan guru harus menciptakan lingkungan yang ramah dan damai sehingga murid merasa nyaman belajar. Ini bisa dilakukan melalui aktivitas-aktivitas ekstrakurikuler yang menyenangkan dan membantu dalam membangun hubungan baik antar murid.
Untuk memastikan budaya positif terus berlangsung, kepala sekolah dan guru harus terus memantau dan melakukan evaluasi. Ini bisa dilakukan melalui survei murid, observasi, dan wawancara dengan murid dan orang tua. Hasil evaluasi ini dapat digunakan untuk menentukan langkah-langkah perbaikan dan memastikan budaya positif terus berkembang.
Secara keseluruhan, membangun budaya positif di sekolah memerlukan komitmen dan kerjasama dari semua pihak, termasuk kepala sekolah, guru, murid, dan orang tua. Dengan melalui langkah-langkah efektif yang disebutkan di atas, sekolah dapat menjadi tempat belajar yang positif, menyenangkan, dan membantu murid berkembang menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan kritis.
Haldi Rizkiawan S, S.Pd